entari seakan memberikan senyum termanis dan
memperlihatkan keperkasaannya pada Via dan keluarganya yang baru saja datang
dari Jogja. Walaupun senyuman itu sedikit berbeda bagi Via, tapi hal itu tidak
memudarkan bintang-bintang yang tertawa di hatinya. Betapa ia merindukan tanah
kelahirannya yang begitu terasa kehangatan kota jalurnya, betapa ia tak sabar
untuk bertemu dengan ibu dan ayahnya sekaligus janji pertemuan hubungan asmara.
Via adalah sosok yang tidak lupa akan asalnya. Walaupun ia dibesarkan dengan
kondisi lingkungan serba mewah, dan bersama mama-papanya di Jogja. Via juga
mempunyai orang tua kedua. Hal ini terjadi karena Via ‘dijual’ oleh
mama-papanya kepada bu Leman dan Pak
Leman. Dijual disini merupakan adat dan kebiasaan yang telah dilakukan secara turun-temurun.
Jika ada anak yang sering sakit-sakitan, maka telah menjadi kebiasaan masyarakat
untuk ‘menjual’ anak mereka pada seseorang yang dianggap bisa menjadi orang tua
kedua anak tersebut dan mengganti namanya. Dan hal itu telah berlaku pada Via.
Saat ia berumur lebih kurang dua tahun, Via tidak pernah terlepas dari yang
namanya obat. Kondisi tubuhnya sangat lemah karena ia sering sakit-sakitan dan
telah bermacam perlakuan yang telah dilakukan, namun hasilnya tetap nihil.
Akhirnya, atas anjuran almarhum kakeknya, Via kemudian dijual kepada bu Leman dan
pak Leman dan namanya pun diganti dari Annisa Relya menjadi Puti Devia Annisa.
Namun, beberapa tahun kemudian Via dan kedua orang tua kandungnya harus pindah
ke Jogja karena papanya didinaskan di sana.
Tidak hanya itu, Via juga mempunyai satu
tujuan istimewa.Ia akan bertemu dengan
seorang cowok yang menjadi impiannya selama ini. Cowok itu bernama Dendi
Denola. Ia juga berasal dari Kuansing-Riau. Kak Nola, merupakan panggilan
khusus untuknya. Setiap mengingat nama itu, Via seperti disetrum aliran listrik
yang akan membuatnya semangat dalam mengerjakan tugas apa saja. Via pertama
kali bertemu dengannya saat mereka sama-sama hadir dalam acara konser di
Jakarta. Saat itu Via diganggu oleh seorang berandalan yang berusaha
mencegatnya. Saat itulah tanpa disangka Via, Nola muncul dan menolongnya. Sejak
pertemuan itu, mereka sering berkomunikasi dan akhirnya menjalin hubungan asmara.
Hal itu juga telah diketahui oleh mama-papanya Via. Dan sepertinya mama-papanya
menyetujui hubungan mereka. Maka, sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan
bersama, mereka akan bertemu di Taman Jalur Teluk Kuantan, ketika mereka
sama-sama pulang ke kampung halamannya.
***
Remang-remang cahaya kuning keemasan mulai
menembusgorden biru milik Via. Hembusan
semilir angin terdengar halus menyentuh pepohonan membuat gemerisik
dedaunanyang mulai berguguran. Deruan
beberapa kendaraan yang kadang berlalu lalang membuat suasana pagi yang semakin
lama semakin bising. Namun, Via masih terlelap dan berusaha tidak terpengaruh
dengan kesibukan dan kebisingan itu. “Via!” tiba-tiba saja mama telah membuka
gordennya dan menarik selimutVia yang
menutupi tubuhnya. “Via masih ngantuk,
ma. Huaaah…” Via pun garuk-garuk kepala
sambil terus menguap menahan kantuknya. “loh, bukannya kamu yang kangen mau
kerumah ibu dan ayah? kalau tidak, ya sudah!” jawab mamanya cuek dan berlalu
meninggalkan Via yang masih terkantuk-kantuk. “siap kapten!” lalu via pun
beranjak turun dari tempat tidurnya dan dengan tergesa-gesa masuk kedalam kamar
mandi untuk melakukan ritual setiap pagi yang biasa ia lakukan. Mamanya hanya
tersenyum melihat tingkah putri satu-satunya.
***
“subhanallah, kamu cantik sekali sayang,
ibu benar-benar tidak menyangka kalau kamu masih ingat dan mau datang ke sini.
Benarkan, yah?” ujar bu Leman denganperasaan sukacitaatas kedatangan
via dan orang tua kandungnya. “iya. Kami
kira kamu sudah seperti kacang lupa dengaan kul…” belum sempat pak Leman
melanjutkan kalimatnya, Via telah memotong pembicaraan. “owowow, kok ayah sama
ibu bisa berpikiran buruk seperti itu sih? Pakai pribahasa lagi.” Via
memperlihatkan ekspresi tidak suka dan sok merajuk pada ayah dan ibunya
sehingga dengan ekspresi seperti itu membuat mama-papanya tertawa. “Nga,
bagaimana keadaan Deden sekarang? Saya sudah hampir lupa dengan wajahnya,
seperti apa dia sekarang? Maklumlah sudah lama tidak bertemu.” papa viapun
bertanya setelah tawanya reda. Nga adalah singkatan dari Onga yang merupakan
panggilan untuk orang yang lebih tua (sudara laki-laki). “Alhamdulillah, Deden
sekaraang kuliah di Bandung.” Jawab ayah Leman. Tiba-tiba saja via langsung
bertanya pada mamanya. “ma, Deden itu siapa?” mendengar pertanyaan itu, mama,
papa, ibu, dan ayahnyapun menahan tawa. Tapi, mereka memakluminya dan
menceritakan tentang saudaranya. Walaupun sudah diceritakan bahwa Deden itu
adalah saudara laki-lakinya, Via masih merasa bingung dan lupa. Siang hari itu,
suasana di rumah pak Leman semakin terasa ramai dengan ocehan dan celetukan Via
yang membuat semua yang ada di rumah itu tak dapat menahan tawa mereka.
***
Sinar matahari tak begitu terik, mama-papa
via pergi ke rumah pak Leman dan istrinya untukmemastikan acara syukuran yang akan diadakaan tiga hari lagi atas
selesai diwisudanya Deden anak mereka. Namun, dengan tidak menyangka hal itu
akan terjadi, mama-papa Via bertemu dan bertatap muka dengan Deden. Sungguh
sesuatu di luar dugaan, bahwa laki-laki yang selama ini berhubungan dengan via
adalah Deden, yang tanpa disadari oleh mama-papa via yang seakan tidak lagi
mengenal wajah Deden saat kanak-kanak yang begitu berbeda jauh dengan saat ini.
Ibu dan ayah Dedenpun kaget dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.Mereka hanya diliputi kebisuan.
“Jauhi adikmu dari sekarang.” Suara serak
ayahnya membuat Deden benar-benar tidak sanggup untuk berucap, wajah yang
awalnya ceria penuh dengan senyuman kini tiba-tiba memucat dan lesu tak
bertenaga. Namun, sesuai kesepakatan, hal itu akan segera disampaikan pada Via dengan
menunggu waktu yang tepat. Melihat kenyataan yang ada, tulang dan persendiannya
semakin melemah. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan di depan Via esoknya.
Harapan yang ingin ia capai dan perjuangan selama ini akan hancur dalam satu
kedipan mata.
***
Via sangat bahagia bias bertemu dengan Nola.
Namun, Melihat ekspresi yang berbeda pada diri Nola, Via merasa ada sesuatu
yang mungkin mengganggunya. Iapun bertanya dengan sangat hati-hati kalau
perkataannya bias menyakiti perasaan Nola. “kak, apakah kak Nola sakit? Lebih
baik kita ke dokter sekarang ya, kak?” Namun, setiap pertanyaan yang
dilontarkan Via, Nola hanya bisa menggeleng lemah tanpa banyak bicara. Mendengar
suara itu saja, Nola seperti dibelai semilir angin yang menggoyangkan
rambutnya. Namun, ia sadar bahwa sebentar lagi suara itu akan berubah dan akan
pudar dalam ingatannya.
Setelah pertemuan singkat yang dirasa cukup
untuk melepas rindu, Via pun pulang dengan seribu tanda tanya. Nola masih tetap
mematung tanpa ekspresi yang semakin membuat via merasa bersalah.
***
Ketika sang senja mulai beranjak ke
peraduannya, semilir sang bayu mulai membelai tubuh via, entah kenapa tiba-tiba
saja ia ingin ke rumah ayah dan ibunya sambil sesekali mencari udara segar dan
untuk menenangkan pikirannya.
Saat via sudah berada di depan pintu rumah
dan mengucapkan salam, namun tidak terdengar sahutan ataupun suara dari dalam,
iapun bergegas masuk. Ketika mendekati ruangan keluarga, sayup-sayup ia
mendengar orang yang sedang bercakap-cakap. Ternyata, yang ada di ruangan
tersebut adalah mama-papanya, Nola, ibu dan ayahnya. Mengapa Kak Nola bisa
berada di sini? Kenapa mereka semua kelihatan sangat akrab? Apakah?
Satu-persatu pertanyan itu muncul dari benak Via. Dengan keberanian yang ia
miliki, viapun menguping pembicaraan tersebut.
Dug! Denyut nadi Via seakan berhenti saat ia
mendengar kata-kata dari kedua orang tuanya. Apakah itu benar? Mengapa aku
harus dilarang berhubungan dengan kak Nola? Mengapa? Letupan antara marah dan
sedih datang bertubi-tubi dalam pikiran via. Mengapa awal pertemuan dengan Nola
ia tidak menyadari akan keganjalan hal itu? Padahal ia seakan-akan telah
mengenal siapa lelaki yang telah menolongnya, bagaimana cara berbicaranya, dan tatapan
lembut matanya, dan dia yang selalu menenangkan pikiran dikala gundah.
Via benar-benar tidak sanggup menerima
semua kenyataan ini. Ia benar-benar ingin lari dari masalah yang takkan
berujung. Ketika ia mulai mundur melangkah, tiba-tiba tanpa sengaja, tangannya
menyentuh sebuah boneka keramik di atas sebuah meja hias di sampingnya, dan
boneka itu jatuh dan hancur menjadi serpihan-serpihan tanah liat yang sudah
kering. Mama, papa, ayah, ibu, dan Nola menyaksikan hal itu. Viapun segera
bergegas pergi dengan terus berlari. Nola mencoba memanggil dan mengejarnya.
Namun, Via tetap berlari dan berlari, seakan ia merasa tidak ada gunanya lagi ia
hidup.Tiba-tiba saja rintik-rintik
hujan mulai turun. Mendung yang sedari tadi menggelayut, kini mulai memuntahkan
isinya. Angin terus bertiup kencang, menerbangkan daun-daun yang berguguran,
menandakan hujan akan semakin lebat. Dinginnya air hujan rupanya tak mampu
mendinginkan panasnya hati Via, dan dingin yang menusuk tulang tak lagi terasa.
Air hujan menyatu dengan air mata yang membasahi pipinya, ia tak tahu harus
kemana untuk menumpahkan air mata dan sejuta sesal dihatinya saat ini. Siapa
lagi yang saat ini mau mendengarkan ceritanya? Ia hanya ingin terus berlari
menjauhi cinta yang sebenarnya di balik tirai jendela.
Musik
Barok adalah musikklasikbarat
yang diubah pada Zaman Barok
(Baroque), kira-kira antara tahun 1600 dan 1750. Zaman ini berlangsung
sesudah ZamanRenaisans
dan sebelum ZamanKlasik.
Sebenarnya, kata "Barok" itu berarti "mutiara yang tidak
berbentuk wajar", sangat pas dengan seni dan perancangan bangunan pada era
ini; kemudian kata ini juga dipakai untuk jenis musik itu. Pada zaman tersebut,
piano
belum ditemukan, dan komposisi dikarang untuk hapsicord.Partitur
musik di zaman Barok ditandai dengan tidak adanya iringan
atau polifoni.Karya
JS Bach untuk hapsicord lazim mempunyai dua melodi atau lebih untuk tangan kanan
dan tangan kiri.Musik Barok lazimnya hanya mencerminkan satu jenis emosi
saja.Musik Barok jarang mempunyai modulasi
atau rubato.Untuk
komposisi piano, pedal
jarang digunakan saat memainkan musik Barok. Dalam seni musik, gaya barok
berkembang dengan pesatnya tahun 1600-1750, dengan dua raksasa musik yang
terkenal G.F. Handel dan Johann Sebastian Bach, musisi yang terkenal lainnya
seperti Claudio Monteverdi, Henry Purcell, Arcangelo Corelli dan Antonio
Vivaldi. Musik Barok dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1. Musik Barok Awal (1580-1630)
2. Musik Barok Pertengahan (1630-1680)
3. Musik Barok Akhir (1680-1750)
Padas masa Barok awal kebanyakan komponis menyukai
karakteristik homophonic dibandingkan dengan karakter poliphonik Renaissance,
kebanyakan music hanya menggunakan satu melodi diiringi dengan iringan chord
(Aria dan Recitative).
Pada masa pertengahan musik barok bentuk musik baru mulai
menjalar di eropa, tangga nada mayor dan minor menjadi dasar komposisi, dalam
zaman ini mulai banyak komponis yang menggubah karya musik instrumentalia
(tanpa vokal), banyak komposisi bagi instrumen tertentu, paling banyak adalah
gubahan untuk biola, dalam periode ini.
Diakhir zaman barok, poliphoni yang jauh lebih rumit menjadi
kebanyakan pilihan para komponis, musik instrumen menjadi sama pentingnya
dengan musik untuk vokal, kebanyakan musik barok yang diketemukan saat ini
adalah, musik barok dari zaman akhir barok (1680-1750). Bentuk-Bentuk
Musik :Concerto Grosso, Fuga, Opera, Trio Sonata,
Suita, Cantata
1.Karakteristik
Musik Barok
oKesatuan Ekspresi
Sebuah karya musik barok biasanya menyatakan satu ekspresi
dasar, apabila sebuah karya diawali dengan ekspresi emosi yang gembira maka
ekspresi musik ini akan tetap sampai akhir karya musik tersebut. Hal ini
terutama dapat diketemukan dalam karya musik vokal. Perubahan ekspresi biasanya
diikuti dengan perubahan musiknya juga (musik diakhiri dan dimulai lagi dengan
ekspresi yang berbeda)
oRitme
Dalam musik Barok, ekspresi yang tetap biasanya disampaikan
dengan pola ritme yang terus berlanjut dan cenderung diulang ulang.Ritme dan
irama lebih ditekankan dibanding dalam musik renaissance.
oMelodi
Melodi Barok cenderung menciptakan perasaan yang
berkelanjutan, melodi tema akan diulang terus menerus dalam sebuah karya musik
barok walaupun dalam bentuk yang bervariasi karakter melodi tema lagu tidaklah
berubah banyak
oDinamika
Dalam Musik Barok dinamika tidaklah berubah secara tiba tiba
tetapi bertahap, tetapi walaupun demikian para penyanyi dan pemain instrumen
dalam praktiknya kerap membuat perubahan yang cukup nyata guna mengekspresikan
emosi dalam sebuah karya musik
oTextur/Pola
Terutama dalam masa akhir musik Barok kebanyakan berupa musik
musik Poliphony didalam pola musiknya, pola poliphony yang terdapat dalam musik
barok berbeda dengan textur poliphony dalam musik renaissance. Dalam musik
barok terdapat satu atau dua melodi tema yang berkejar kejaran atau saling
berdialog dengan satu sama lainnya, dalam hal ini biasanya bagian treble
(sopran) berdialog dengan bagian bass, dan melodi utama keduanya diulang ulang,
ini menjadi pola dasar poliphony yang digemari.
oWord
Painting
Sebagaimana dengan pendahulunya, musik renaissance, musik
barok juga menggunakan tehnik yang sama dalam pengekspresian musik, yaitu
menggunakan word painting, notasi yang disesuaikan dengan kata-kata, tetapi
dalam masa Barok word painting tidak hanya sekedar menggunakan notasi tetapi juga
menggunakan emosi lagu, sehingga lagu-lagu yang bertemakan kesedihan dan
penderitaan pada contohnya akan menggunakan tangga nada dan musik yang sesuai.
oBasso
Continuo
Penggunaan Chord (trinada) menjadi sangat penting dalam musik
barok.Dalam masa barok seluruh struktur musik ada pada bagian bass. Dalam
permainan musik keyboard (Clavichord/Harpsichord) penggunaan chord
biasanya akan mengiringi alur melodi Bass. Tehnik permainan chord
(trinada) dengan melodi bass biasa disebut dengan istilah Basso Continuo.Dengan
demikian tehnik permaianan Basso Continuo ini menjadi pengiring utama dalam
seluruh karya musik zaman barok.
B.Musik Renaisans
Kata
renaisans diturunkan dari kata “re” (kembali) dan “naissance” (lahir).Artinya
kelahiran kembali terhadap budaya Yunani-Romawi Klasik; yang menjadi induk
kebudayaan Eropa.Salah satu pelopornya adalah komposer Inggris bernama John
Dunstable. Selain itu, juga terdapat nama seperti Giovanni da Palestrina
William Byrd, dan Tomas Luis de Victoria.Beberapa ciri-ciri musik renaisans
adalah sebagai berikut: Musik barat mulai menjadi “rasional” sejak zaman
renaisans, teknik komposisi digunakan secara rasional sehingga lahirlah teknik
yang sekarang kita kenal sebagai “kontrapung, musik renaisans disebut gaya
“polifoni a cappella” atau polifioni vocal, ada logika dalam musiknya dan
terungkap dalam bentuk komposisi. Misalnya, motet (rohaniah) dan mandrigal
(duniawi).
C.Musik Klasik
Musik Klasik
dimulai dengan penemuan Notasi Gregorian tahun 590 oleh Paus Agung Gregori,
berupa balok not dengan 4 garis, namun notasi belum ada hitungannya.Paus
Gregory semasa hidupnya telah mencatat lagu-lagu Gereja dengan Notasi Gregorian
tersebut.sebelum tahun 590 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan
tertulis yang dapat dibaca.Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang
berdasarkan trisuara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau
lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapun
menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.
Ciri musik pada zaman Klasik :Menggunakan
peralihan dinamik dari lembut sampai keras atau (cressendo)dan dari keras
menjadi lembut(decrssendo), perubahan-perubahan tempo dengan percepatan
atau (accelerando) dan perlambatan(ritardando), hiasan / ornamentik diperhemat
pemakaiannya, pemakaian akord 3 nada.